PERANG
DAGANG AMERIKA VS CHINA
Penyebab
Terjadinya Perang Dagang Amerika dengan China
Baru-baru
ini, AS telah menggenggam "tongkat besar" tarif, karena telah
terlibat dalam perang perdagangan global.Dalam perang dagang berskala besar,
hampir semua ekonomi utama di dunia telah menjadi sasaran AS. Selain dari
Tiongkok, Uni Eropa, Jepang, Kanada, Inggris, dan sekutu tradisional AS lain
semuanya tak ada yang terelakkan.
Perang dagang Tiongkok China dan
Amerika Serikat 2018 mulai setelah Presiden Donald Trump mengumumkan
pada 22 Maret 2018, niatnya untuk mengenakan tarif sebesar US$ 50 miliar untuk
barang-barang Tiongkok di bawah Seksi 301 Undang-Undang Perdagangan 1974,
dengan menyebut riwayat "praktik perdagangan tidak adil" dan pencurian kekayaan intelektual. Sebagai pembalasan, pemerintah Tiongkok menerapkan tarif mereka
untuk lebih dari 128 produk AS, termasuk terutama sekali kedelai, ekspor utama
AS ke Tiongkok.
Pada 6 Juli 2018 Presiden AS Donald Trump terhadap barang-barang Tiongkok China
senilai $ 34 milyar, yang kemudian menyebabkan Tiongkok membalas dengan tarif
yang serupa terhadap produk-produk AS. Administrasi Trump mengatakan bahwa
tarif tersebut diperlukan untuk melindungi keamanan nasional dan kekayaan
intelektual bisnis AS, dan untuk membantu mengurangi defisit perdagangan AS
dengan Tiongkok.Trump pada bulan Agustus 2017 telah membuka penyelidikan resmi
mengenai serangan terhadap kekayaan intelektual Amerika dan sekutu-sekutunya,
pencurian yang telah merugikan Amerika sendiri sekitar $ 600 miliar per tahun.
Dampak Negatif Perang Dagang untuk Indonesia
·
Menurunnnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
· Bursa Saham dan Pasar Modal anjlok dikarenakan sentimen investasi buruk.
Dampak Positif Perang Dagang
untuk Indonesia
·
Indonesia punya peluang ekspor.
Akibat perang dagang
itu, Indonesia punya potensi untuk mengekspor barang ke kedua negara itu. Tidak
cuma itu, Indonesia juga bisa jadi negara ketiga yang "mengambil
jatah" ekspor China dan Amerika. Beberapa komoditas yang bisa diekspor
Indonesia, adalah baja, alumunium, buah, dan besi
Strategi Indonesia untuk Menghadapi Perang Dagang
·
Memperkuat
ekspor atau aktivitas yang menghasilkan devisa serta menjaga nilai impor.
·
Mengerem
permintaan barang-barang tidak prioritas sebagai antisipasi dampak perang
dagang.
·
Pemerintah
harus segera mencari strategi mengalihkan produk ekspor ke pasar lain, seperti
Afrika Bagian Tengah dan Selatan, Eropa Timur, Amerika Latin, Asia Tengah, dan
Rusia. Sebab, beberapa komoditas strategis seperti minyak sawit (CPO), tekstil,
hingga karet akan terkena imbas.
Referensi :
https://www.kompasiana.com/makenyok/5b60581fbde5750715414e62/latar-belakang-dan-logika-trump-melakukan-perang-dagang?page=all
(Diakses Hari Sabtu, 15 Desember pukul
19.00 )
http://www.tribunnews.com/bisnis/2018/04/05/indonesia-terkena-dampak-negatif-perang-dagang-cina-amerika (
Diakses Hari Sabtu, 15 Desember pukul 19.00) https://kumparan.com/@kumparanbisnis/ekonom-perang-dagang-as-china-bisa-jadi-peluang-buat-ri?ref=rel (
Diakses Hari Sabtu, 15 Desember pukul 19.00 )
Pada 6 Juli 2018 Presiden AS Donald Trump terhadap barang-barang Tiongkok China senilai $ 34 milyar, yang kemudian menyebabkan Tiongkok membalas dengan tarif yang serupa terhadap produk-produk AS. Administrasi Trump mengatakan bahwa tarif tersebut diperlukan untuk melindungi keamanan nasional dan kekayaan intelektual bisnis AS, dan untuk membantu mengurangi defisit perdagangan AS dengan Tiongkok.Trump pada bulan Agustus 2017 telah membuka penyelidikan resmi mengenai serangan terhadap kekayaan intelektual Amerika dan sekutu-sekutunya, pencurian yang telah merugikan Amerika sendiri sekitar $ 600 miliar per tahun.
https://www.kompasiana.com/makenyok/5b60581fbde5750715414e62/latar-belakang-dan-logika-trump-melakukan-perang-dagang?page=all
(Diakses Hari Sabtu, 15 Desember pukul
19.00 )
http://www.tribunnews.com/bisnis/2018/04/05/indonesia-terkena-dampak-negatif-perang-dagang-cina-amerika (
Diakses Hari Sabtu, 15 Desember pukul 19.00) https://kumparan.com/@kumparanbisnis/ekonom-perang-dagang-as-china-bisa-jadi-peluang-buat-ri?ref=rel (
Diakses Hari Sabtu, 15 Desember pukul 19.00 )