Senin, 01 April 2019

SEJARAH PERKEMBANGAN SISTEM PEREKONOMIAN PANCASILA DAN ASPEKNYA



SEJARAH PERKEMBANGAN SISTEM PEREKONOMIAN PANCASILA DAN ASPEKNYA




SISTEM PEREKONOMIAN YANG DIANUT DI INDONESIA

            Sistem ekonomi yang dianut Indonesia adalah demokrasi ekonomi yaitu sistem perekonomian nasional yang merupakan perwujudan dari falsafah Pancasila dan UUD 1945 yang berasaskan kekeluargaan dan kegotongroyongan dari, oleh dan untuk rakyat dibawah pimpinan dan pengawasan pemerintah. Sistem ekonomi ini memiliki landasan idiil Pancasila serta landasan konstitusional UUD 1945.
           
            Dalam suatu negara, proses dinamika pembangunan ekonomi dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:
·         Faktor internal (domestik) yaitu kondisi fisik (iklim), lokasi geografi, jumlah dan kualitas SDA, SDM yang dimiliki, dan kondisi awal perekonomian.
·         Faktor eksternal meliputi perkembangan teknologi, kondisi perekonomian dan politik dunia, serta keamanan global.

            Sejak berdirinya negara RI, sudah banyak tokoh-tokoh negara pada saat itu yang telah merumuskan bentuk perekonomian yang tepat bagi bangsa Indonesia, baik secara individu maupun diskusi kelompok.
            Seperti Bung Hatta sendiri, semasa hidupnya mencetuskan ide, bahwa dasar perekonomian Indonesia yang sesuai cita-cita tolong menolong adalah koperasi namun bukan berarti semua kegiatan ekonomi harus dilakukan secara koperasi, pemaksaan terhadap bentuk ini justru telah melanggar dasar ekonomi koperasi.
            Demikian juga dengan tokoh ekonomi Indonesia saat itu, Sumitro Djojohadikusumo, dalam pidatonya di Amerika tahun 1949, menegaskan bahwa yang dicita-citakan adalah ekonomi semacam campuran.
            Menurut UUD 1945, sistem perekonomian Indonesia tercantum dalam pasal-pasal 23, 27, 33 & 34.Demokrasi Ekonomi dipilih karena memiliki ciri-ciri positif yang di antaranya adalah (Suroso, 1993) , Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkanatas asas kekeluargaan.

Dalam perekonomian Indonesia tidak mengijinkan adanya :

1.      Free fight liberalism, yaitu adanya suatu kebebasan usaha yang tidak terkendali
2.      Etatisme, yaitu keikutsetaan pemerintah yang terlalu dominan
3.      Monopoli,suatu bentuk pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok tertentu,
         
            Meskipun pada awal perkembangannya perekonomian Indonesia menganut sistem ekonomi Pancasila, Demokrasi Ekonomi dan “mungkin campuran”, namun bukan berarti sistem perekonomian liberalis dan etatisme tidak pernah terjadi di Indonesia. Awal tahun 1950an- 1957an merupakan bukti sejarah  adanya corak liberalis dalam perekonomian Indonesia.
            Demikian juga dengan sistem etatisme, yang mewarnai sistem perekonomian Indonesia pada tahun 1960an sampai dengan masa orde baru
Walaupun demikian, semua program dan rencana tersebut tidak memberikan hasil yang berarti bagi perekonomian Indonesia.

Para Pelaku Ekonomi :

Jika dalam ilmu ekonomi mikro kita mengenal tiga pelaku ekonomi, yaitu :
1.      Pemilik faktor produksi
2.      Konsumen
3.      Produsen

Dalam ilmu ekonomi makro terdapat empat pelaku ekonomi :
1.      Sektor rumah tangga
2.      Sektor swasta
3.      Sektor pemerintah
4.      Sektor luar negeri

            Maka dalam perekonomian Indonesia dikenal tiga pelaku ekonomi pokok (sering disebut sebagai agen-agen pemerintah dalam pembangunan ekonomi), sesuai dengan konsep Trilogi Pembangunan (Pertumbuhan, Pemerataan, dan kesatabilan Ekonomi), maka masing-masing pelaku tersebut memiliki prioritas fungsi sebagai berikut :
·         Koperasi Pemerataan hasil ekonomi Pertumbuhan kegiatan ekonomi Kestabilan yang mendukung kegiatan ekonomi.
·         Swasta Pertumbuhan kegiatan ekonomi Pemerataan hasil ekonomi Kestabilan yang mendukung kegiatan ekonomi.
·         Pemerintah BUMN Kestabilan yang mendukung kegiatan ekonomi Pemerataan hasil ekonomi Pertumbuhan kegiatan ekonomi. 

SISTEM EKONOMI PANCASILA



SISTEM PEREKONOMIAN PANCASILA





Apa itu Sistem Perekonomian Pancasila ?? Sistem pekonomi pancasila adalah sistem ekonomi suatu negara yang menerapkan nilai-nilai dan bermoral pancasila sebagai sumber referensi kegiatan dan kebijakan ekonomi. Artinya, ada lima sumber nilai dalam sistem perekonomian pancasila.
Ada lima sumber nilai dalam sistem perekonomian pancasila :
1.      Pertama, nilai ketuhanan, artinya sistem ekonomi berjalan tanpa mengabaikan nilai agama dan etika. 
2.      Kedua, nilai kemanusiaan, artinya sistem ekonomi mengedepankan prinsip humanis dan tidak eksploitatif. 
3.      Ketiga, nilai persatuan, artinya kegiatan ekonomi dilakukan bersama-sama dengan mengedepankan asas kekeluargaan. 
4.      Keempat, nilai musyawarah atau demokrasi, artinya prinsip ekonomi selaras dengan nilai-nilai demokrasi. 
5.     Kelima, nilai keadilan, artinya pengelolaan sumberdaya ekonomi digunakan seadil-adilnya untuk kemakmuran rakyat.

Landasan pokok perekonomian Indonesia adalah Pasal 33 ayat 1, 2, 3, dan 4 UUD 1945 hasil amandemen dengan bunyi sebagai berikut
·        Ayat 1: Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan.
·        Ayat 2: Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
·        Ayat 3: Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
·        Ayat 4 :  Perekonomian nasional diselenggarakan berasaskan atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan, kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.

 Ciri-ciri atau karakteristik sistem ekonomi pancasila
·         Etika dan nilai agama terlibat dalam keputusan perekonomian.
·         Kebijakan ekonomi mengedepankan nilai kemanusiaan.
·         Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berasas kekeluargaan.
·         Pengelolaan ekonomi dilakukan dengan pemufakatan lembaga perwakilan rakyat.
·         Cabang-cabang produksi yang penting bagi rakyat dikuasai oleh negara untuk kemakmuran rakyat.
·         Kekayaan alam di bumi Indonesia dikuasai oleh negara untuk kemakmuran rakyat.
·         Hak milik perseorangan diakui oleh negara dengan tidak bertentangan dengan kepentingan umum.
·         Daya kreasi ekonomi masyarakat tidak merugikan kepentingan umum.
·         Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.
Beberapa ciri sistem ekonomi yang disebutkan di atas menunjukkan bahwa ekonomi pancasila mengedepankan unsur kolektivitas dan kekeluargaan dalam pengelolaan perekonomian. Rakyat banyak sangat diuntungkan dengan sistem demokrasi pancasila karena kekayaan dan kekuasaan ekonomi negara dikembalikan lagi pada rakyat.

Kelebihan sistem ekonomi pancasila

Ø  Pengelolaan ekonomi merupakan usaha kolektif untuk mencapai kemakmuran bersama.
Ø  Perekonomian nasional diutamakan untuk kemakmuran rakyat.
Ø  Inovasi dan kreativitas individu dikembangkan tanpa mengganggu kepentingan umum.
Kekurangan sistem ekonomi pancasila
Ø  Daya kreasi dan inovasi masyarakat berpotensi mati karena dominasi negara dalam pengelolaan perekonomian.
Ø  Keputusan ekonomi diambil secara lambat karena perlu penyelarasan kepentingan bersama.
Ø  Perekonomian berjalan secara tidak efisien karena mengedepankan proses demokrasi yang relatif lama.
Contoh penerapan ekonomi pancasila
·         Koperasi
Adanya koperasi merupakan salah satu wujud penerapan ekonomi pancasila dilihat dari institusinya. Koperasi merupakan usaha kolektif berasaskan kekeluargaan. Pengelolaan dan distribusi kekayaannya dikuasai oleh para anggota sehingga kesenjangan ekonomi antarindividu bisa diminimalisir. Namun sayang, popularitas koperasi kian tenggelam, hal ini terlihat dari banyaknya koperasi di Indonesia yang tinggal papan namanya saja.
·         BUMN
BUMN adalah singkatan dari Badan Usaha Milik Negara. Adanya BUMN  menunjukkan eksistensi peran negara dalam mengelola perekonomian di berbagai bidang. Sebagian BUMN merupakan hasil dari nasionalisasi perusahaan Belanda setelah proklamasi. Jika BUMN mengalami privatisasi, maka bisa dilihat sebagai Indikasi berkurangnya peran negara dalam pengelolaan perekonomian negara.
·         Serikat buruh
Serikat buruh merupakan bentuk gerakan kolektif kelas pekerja. Relasi antara pekerja dan pemodal yang rentan eksploitasi bisa diantisipasi atau dikurangi dengan adanya serikat buruh. Serikat buruh yang kuat memiliki posisi tawar yang kuat di mata pemilik modal. Kesenjangan pendapatan antara buruh dan pengusaha termasuk tim manajerial perusahaan bisa dikurangi apabila serikat buruh memiliki posisi tawar yang kuat. Ekonomi pancasila mengutamakan kemakmuran bersama, bukan kemakmuran segelintir elit.


Sabtu, 15 Desember 2018

PERANG DAGANG AMERIKA VS CHINA

PERANG DAGANG AMERIKA VS CHINA



Penyebab Terjadinya Perang Dagang Amerika dengan China

        Baru-baru ini, AS telah menggenggam "tongkat besar" tarif, karena telah terlibat dalam perang perdagangan global.Dalam perang dagang berskala besar, hampir semua ekonomi utama di dunia telah menjadi sasaran AS. Selain dari Tiongkok, Uni Eropa, Jepang, Kanada, Inggris, dan sekutu tradisional AS lain semuanya tak ada yang terelakkan.

          Perang dagang Tiongkok China dan Amerika Serikat 2018 mulai setelah Presiden Donald Trump mengumumkan pada 22 Maret 2018, niatnya untuk mengenakan tarif sebesar US$ 50 miliar untuk barang-barang Tiongkok di bawah Seksi 301 Undang-Undang Perdagangan 1974, dengan menyebut riwayat "praktik perdagangan tidak adil" dan pencurian kekayaan intelektual. Sebagai pembalasan, pemerintah Tiongkok menerapkan tarif mereka untuk lebih dari 128 produk AS, termasuk terutama sekali kedelai, ekspor utama AS ke Tiongkok. 

          Pada 6 Juli 2018 Presiden AS  Donald Trump terhadap barang-barang Tiongkok China senilai $ 34 milyar, yang kemudian menyebabkan Tiongkok membalas dengan tarif yang serupa terhadap produk-produk AS. Administrasi Trump mengatakan bahwa tarif tersebut diperlukan untuk melindungi keamanan nasional dan kekayaan intelektual bisnis AS, dan untuk membantu mengurangi defisit perdagangan AS dengan Tiongkok.Trump pada bulan Agustus 2017 telah membuka penyelidikan resmi mengenai serangan terhadap kekayaan intelektual Amerika dan sekutu-sekutunya, pencurian yang telah merugikan Amerika sendiri sekitar $ 600 miliar per tahun
.


Dampak Negatif Perang Dagang untuk Indonesia

·        Menurunnnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
·    Bursa Saham dan Pasar Modal anjlok dikarenakan sentimen investasi buruk.

Dampak Positif Perang Dagang untuk Indonesia

·        Indonesia punya peluang ekspor.
Akibat perang dagang itu, Indonesia punya potensi untuk mengekspor barang ke kedua negara itu. Tidak cuma itu, Indonesia juga bisa jadi negara ketiga yang "mengambil jatah" ekspor China dan Amerika. Beberapa komoditas yang bisa diekspor Indonesia, adalah baja, alumunium, buah, dan besi

Strategi Indonesia untuk Menghadapi Perang Dagang

·        Memperkuat ekspor atau aktivitas yang menghasilkan devisa serta menjaga nilai impor.
·        Mengerem permintaan barang-barang tidak prioritas sebagai antisipasi dampak perang dagang.
·        Pemerintah harus segera mencari strategi mengalihkan produk ekspor ke pasar lain, seperti Afrika Bagian Tengah dan Selatan, Eropa Timur, Amerika Latin, Asia Tengah, dan Rusia. Sebab, beberapa komoditas strategis seperti minyak sawit (CPO), tekstil, hingga karet akan terkena imbas.


Jumat, 07 Desember 2018

FINANCIAL RATIO



FINANCIAL RATIO
            Salah satu cara atau metode yang biasa digunakan untuk melakukan analisis terhadap laporan keuangan adalah dengan melakukan analisis rasio. Umumnya perhitungan rasio-rasio data keuangan dilakukan untuk menilai kinerja suatu perusahaan dimasa lalu, masa sekarang dan perkiraan atau berbagai kemungkinan yang terjadi pada masa yang akan datang.
v Pengertian Financial Ratio
      Analisis rasio keuangan atau yang dikenal dengan istilah financial ratio  ialah sebagai alat analisis untuk  membandingkan angka-angka yang terdapat pada laporan keuangan dan juga untuk melihat atau mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta menilai kinerja manajemen perusahaan tersebut dalam satu periode tertentu.

v Fungsi Financial Ratio
1.      Untuk menentukan seberapa baik kinerja perusahaan mereka untuk mengevaluasi kemana perusahaan dapat memperbaiki diri. Misalnya, jika perusahaan memiliki margin kotor yang rendah, manajer dapat mengevaluasi bagaimana meningkatkan margin kotor mereka.
2.      Untuk melihat apakah perusahaan itu investasi yang bagus. Dengan membandingkan rasio keuangan antara perusahaan dan antar industri, investor dapat lebih menentukan investasi terbaik.

v Jenis-jenis Financial Ratio
Ø  Earning Ratio / Rasio Penghasilan
Earning Ratio, atau disingkat P/E Ratio adalah alat utama penghitungan harga saham suatu perusahaan dibandingkan dengan pendapatan perusahaan.
Formula untuk menghitung P/E Ratio adalah :

P/E Ratio = Harga Saham / Earning Per Share

Hasil ini mengindikasikan berapa besar investor bersedia membayar setiap rupiah atas pendapatan perusahaan tersebut. Pada umumnya, investor lebih senang memilih saham dengan P/E Ratio rendah. Semakin rendah P/E Ratio suatu saham, semakin murah saham saham tersebut sehubungan dengan pendapatan perusahaan.
1.      Dividend Per Share / Dividen Per Lembar Saham
Dividend Per Share (DPS) adalah bagian keuntungan yang diberikan kepada para pemegang saham yang jumlahnya sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki.
Besarnya dividen per lembar saham dapat dicari dengan rumus :


DPS =  Total dividen yang dibagikan / Jumlah Lembar saham yang beredar


2.      Earning Per Share / Laba Per Lembar Saham
Earning Per Share (EPS) adalah jumlah pendapatan yang diperoleh dalam suatu periode tertentu untuk setiap jumlah saham yang beredar. Informasi ini juga berguna bagi investor untuk mengetahui perkembangan perusahaan selain itu juga dapat digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan suatu perusahaan.
Laba per lembar saham (EPS ) dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :


 EPS  = Laba Bersih Setelah Pajak / Jumlah Lembar Saham Yang Beredar



3.      Revenue Per Share / Pendapatan Per Lembar Saham
Revenue Per Share (RPS) adalah jumlah pendapatan atas saham biasa yang beredar. Meningkatkan pendapatan per saham (RPS) dari waktu ke waktu adalah pertanda baik, karena itu berarti setiap saham sekarang memiliki klaim untuk pendapatan lebih banyak.
Pendapatan Per Lembar Saham dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :


Sales Per Share = (Penjualan- Diskon dan Pengembalian) / Saham Beredar



4.      Book Value Per Share / Nilai buku per lembar saham
Nilai buku per lembar saham atau Book Value Per Share adalah jumlah rupiah yang menjadi milik tiap-tiap lembar saham dalam modal perusahaan. Nilai buku ini adalah jumlah yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham pada waktu pembubaran (likuidasi) perusahaan bila aktiva dapat dijual sebesar nilai bukunya.
Nilai buku per lembar saham atau Book Value Per Share dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :


Book Value Per Share = Jumlah Modal Perusahaan / Jumlah Lembar Saham Yang Beredar





5.      Cash Flow Per Share / Arus kas per saham
Yang dimaksud dengan cash flow per share ialah aliran kas sebuah perusahaan dibagi dengan jumlah saham yang beredar. Semakin besar angka ini artinya perusahaan tersebut semakin sehat. Karena jumlah kas yang ada di perusahaan tersebut dapat menutupi semua saham yang beredar. Ini umumnya cukup sulit tercapai jika perusahaan tersebut selalu menjual secara kredit. Karena walaupun aset ataupun keuntungan yang tercatat di pembukuan jumlahnya besar, namun kenyataannya sebagian kas belum ada di tangan perusahaan tersebut. . Nilai Arus kas per saham / 5. Cash Flow Per Share dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :


Cash Flow Per Share = (Arus Kas Operasi - Dividen Pilihan) / Saham Biasa Beredar


6.      Cash Equivalent Per Share /  setara kas per lembar
Cash Equivalent Per Share adalah aset lancar yang paling likuid yang ditemukan pada neraca bisnis. Setara kas adalah komitmen jangka pendek "dengan kas menganggur sementara dan mudah dikonversi menjadi jumlah uang tunai yang diketahui". Investasi biasanya dihitung sebagai setara kas ketika memiliki jangka waktu pendek 90 hari atau kurang, dan dapat dimasukkan ke dalam saldo kas dan setara kas dari tanggal akuisisi ketika ia membawa risiko tidak signifikan dari perubahan dalam nilai aset. Nilai setara kas per lembar / Cash Equivalent Per Share dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :

Perubahan CEPS = Akhir Tahun Kas dan Setara Kas - Awal Tahun Kas dan Setara Kas.

Nilai Kas dan Setara Kas pada akhir periode = Arus Kas Bersih + Nilai CEPS pada periode awal

7.      Net Assest Per Share / Nilai aset bersih per saham
Nilai aset bersih per saham (NAVPS) adalah ekspresi untuk nilai aset bersih yang mewakili nilai per saham dari reksadana, dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) atau dana tertutup. Ini dihitung dengan membagi total nilai aset bersih dari dana atau perusahaan dengan jumlah saham yang beredar. Rumus untuk NAVPS hanyalah:


NAPS = Nilai Aset Bersih (NAV) / Jumlah Saham Beredar



Ø  Valuatio Ratio / Rasio penilaian
Rasio penilaian atau valuation ratio, dimana rasio ini memberikan ukuran kemampuan manajemen menciptakan nilai pasar usahanya diatas biaya investasinya. Rasio ini merupakan ukuran kegiatan yang paling lengkap karena rasio ini mencerminkan rasio resiko (likuiditas dan solvabilitas) dan rasio pengembalian (aktifitas, profitabilitas dan pertumbuhan). Rasio penilaian ini penting sekali karena hubungannya dengan tujuan memaksimalkan nilai perusahaan dan kekayaan pemegang saham.



1.      Price To Earning Ratio / Rasio penghasilan harga
Price To Earning Ratio, atau disingkat P/E Ratio adalah alat utama penghitungan harga saham suatu perusahaan dibandingkan dengan pendapatan perusahaan. Pada umumnya, investor lebih senang memilih saham dengan P/E Ratio rendah. Semakin rendah P/E Ratio suatu saham, semakin murah saham saham tersebut sehubungan dengan pendapatan perusahaan. Formula untuk menghitung P/E Ratio adalah :

P/E Ratio =  Harga Saham / Earning Per Share

2.      Price to Sales Ratio / Rasio Harga Terhadap Penjualan
Rasio Harga terhadap Penjualan ini adalah rasio keuangan yang membandingkan harga saham perusahaan dengan penjualan tahunannya. Price to Sales Ratio ini biasanya juga digunakan untuk penilaian saham atau umumnya disebut dengan istilah Rasio Valuasi Investasi atau Rasio Valuasi Saham. Rumus Price to Sales Ratio:

Price to Sales Ratio =  Harga per Saham / Pendapatan per Saham

3.      Price Book Value / Harga nilai buku
Book value atau nilai buku adalah nilai dari ekuitas dibagi jumlah saham yang ada. Bisa dikatakan book value adalah nilai ekuitas per saham. Ekuitas itu sendiri didapatkan dari selisih jumlah aset dikurangi liabilitas. Secara teori ini adalah nilai yang akan didapatkan oleh pemilik saham bila perusahaan dilikuidasikan. Jadi nilai book value sangat berarti untuk melihat imbal hasil dari investasi. Rumus Price Book Value:

Rasio P / B = harga pasar per saham / nilai buku per saham

4.      Price Cash Flow Ratio / Rasio harga aliran kas
Rasio harga aliran kas (price cash flow ratio) digunakan investor untuk mengevaluasi daya tarik investasi, dari sudut pandang sebuah saham perusahaan. Pengukuran ini membandingkan harga pasar saham terhadap jumlah aliran kas yang dihasilkan per saham perusahaan. Rumus Price Cash Flow Ratio :

Price Cash Flow Ratio  = Harga Saham per Saham / Arus Kas Operasi per Saham
Ø  Profitability Ratio / Rasio Profitabilitas
Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio) adalah rasio atau perbandingan untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba (profit) dari pendapatan (earning) terkait penjualan, aset, dan ekuitas berdasarkan dasar pengukuran tertentu.

1.      Dividend Payout Ratio / Rasio Pembayaran Dividen
Dividend Payout Ratio / Rasio pembayaran dividen adalah rasio dari jumlah total dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham relatif terhadap laba bersih perusahaan. Rumus Dividend Payout Ratio :
Dividend Payout Ratio = Dividen tahunan per saham / Laba per saham
2.      Gross Profit Margin / Margin Laba Kotor
Margin laba kotor merupakan rasio profitabilitas untuk menilai persentase laba kotor terhadap pendapatan yang dihasilkan dari penjualan. Laba kotor yang dipengaruhi oleh laporan arus kas memaparkan besaran laba yang didapatkan oleh perusahaan dengan pertimbangan biaya yang terpakai untuk memproduksi produk atau jasa. Rumus Gross Profit Margin :
Gross Profit Margin = (laba kotor/ total pendapatan) x 100%
3.      Net Profit Margin / Margin Laba Bersih
Net profit margin atau margin laba bersih merupakan rasio profitabilitas untuk menilai persentase laba bersih yang didapat setelah dikurangi pajak terhadap pendapatan yang diperoleh dari penjualan. Margin laba bersih ini disebut juga profit margin ratio. Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. Semakin tinggi Net profit margin semakin baik operasi suatu perusahaan. Net profit margin dihitung dengan rumus :
Net Profit Margin = Laba Bersih Setelah Pajak / Penjualan
4.      Earning Before Taxing / Penghasilan sebelum pajak
Penghasilan sebelum pajak (EBT) mengukur kinerja keuangan perusahaan. Perhitungannya adalah pendapatan dikurangi biaya, tidak termasuk pajak. EBT adalah item baris pada laporan laba rugi perusahaan. Ini menunjukkan pendapatan perusahaan dengan harga pokok penjualan (COGS), bunga, depresiasi, biaya umum dan administrasi, dan biaya operasi lainnya yang dipotong dari penjualan kotor. Rumus EBT :
 EBT = pendapatan – biaya
5.      Return on Equity Ratio / Rasio Pengembalian Ekuitas
Return on Equity Ratio (ROE) merupakan rasio profitabilitas untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari investasi pemegang saham perusahaan tersebut yang dinyatakan dalam persentase. Rumus ROE :
ROE = Laba Bersih Setelah Pajak /  Ekuitas Pemegang saham
6.      Return on Assets Ratio / Rasio Pengembalian Aset
Tingkat pengembalian aset merupakan rasio profitabilitas untuk menilai persentase keuntungan (laba) yang diperoleh perusahaan terkait sumber daya atau total asset sehingga efisiensi suatu perusahaan dalam mengelola asetnya bisa terlihat dari persentase rasio ini. Rumus Rasio Pengembalian Aset :
ROA = Laba Bersih / Total Aset


Ø  Liquidity ratio / Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban hutang jangka pendeknya saat jatuh tempo. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya saat jatuh tempo. 

1.      Debt to Equity Ratio / Rasio Hutang Terhadap Ekuitas
Debt to Equity Ratio atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Rasio Hutang terhadap Ekuitas atau Rasio Hutang Modal adalah suatu rasio keuangan yang menunjukan proporsi relatif antara Ekuitas dan Hutang yang digunakan untuk membiayai aset perusahaan.  Rumus DER :

Debt to Equity Ratio (DER) = Total Hutang / Ekuitas

2.      Book Value Per Share / Nilai buku per lembar saham
Nilai buku per lembar saham atau Book Value Per Share adalah jumlah rupiah yang menjadi milik tiap-tiap lembar saham dalam modal perusahaan. Nilai buku ini adalah jumlah yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham pada waktu pembubaran (likuidasi) perusahaan bila aktiva dapat dijual sebesar nilai bukunya.
Nilai buku per lembar saham atau Book Value Per Share dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :

Book Value Per Share = Jumlah Modal Perusahaan / Jumlah Lembar Saham Yang Beredar

Referensi :
http://www.investasisaham.net/analisa-fundamental-saham-bagian-1/ (Diakses Hari Sabtu, 8 Desember 2018 Pukul 08.10)
https://www.investopedia.com/terms/e/ebt.asp (Diakses Hari Sabtu, 8 Desember 2018 Pukul 08.10)
  













SEJARAH PERKEMBANGAN SISTEM PEREKONOMIAN PANCASILA DAN ASPEKNYA

SEJARAH PERKEMBANGAN SISTEM PEREKONOMIAN PANCASILA DAN ASPEKNYA SISTEM PEREKONOMIAN YANG DIANUT DI INDONESIA             Si...